LEBIH ENAK JADI PETANI DI INDONESIA
Panen Padi
Kisah panen padi -bila berhasil- adalah kisah paling menyenangkan
dalam episode menanam tanaman padi. Jerih payah para petani selama
hampir 4 bulan bisa membuahkan hasil. Ada masukkan setelah selama
bertanam mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Setelah panen, sebagian besar petani padi, setelah itu menyisihkan
sebagian kecil dari gabahnya untuk dijadikan benih. Artinya mereka tidak
membeli benih kembali.
Toh, kalau pun ada petani yang membeli benih baru, sebagian besar
dari petani tsb akan membeli benih non hibrida. Hanya sedikit sekali
yang membeli benih hibrida,,,
Peristiwa seperti ini wajib kita syukuri. Dan semoga saja akan
berjalan seperti demikian. Apalagi bila ada anak bangsa yang bisa
melakukan proses pemulian tanaman padi, kemudian disebarkan kepada
petani lain. Seperti Mas Avi dengan benih GH01, GH02, Gh03 da GH04 nya.
Semoga ada anak bangsa yang mengikutinya,,,
Dan juga kita perlu bersyukur dengan adanya DEPTAN/KEMENTAN yang tiap
tahun mengeluarkan benih-benih baru yang non hibrida sehingga bisa di
tanam kembali,,,
Nasib Petani Di India
Ternyata, ini sangat berbeda dengan di Negara India. Di negara tsb,
kehidupan petaninya sangat mengerikan. Sungguh mengerikan. Bagaimana
tidak? dalam hitungan 30 menit (1/2 jam) ada PETANINYA YANG BUNUH DIRI.
Mengapa demikian?
Silahkan baca tulisan ini
” India adalah negeri yang unique, profesi yang pada umumnya dianggap
paling aman di dunia – yaitu petani – ternyata menjadi profesi yang
mengerikan di negeri itu. Pasalnya adalah setiap 30 menit rata-rata,
satu orang petani bunuh diri di negeri itu. Ribuan kilometer dari India,
sebuah gudang super aman sedang dibangun di laut Barents dekat Arctic –
1,100 km dari kutub utara. Apa hubungan kedua cerita ini ?
Dua cerita tersebut terhubung oleh suatu benang merah yang disebut
Terminator Technology atau juga disebut GURT (Genetic Use Restriction
Technology), suatu technology yang membuat benih hanya bisa ditanam
sekali – setelah itu meskipun tanaman bisa menghasilkan biji tetapi
tidak bisa menjadi benih lagi.
Gara-gara technology ini petani di India harus membeli benih yang
mahal setiap kali hendak menanam. Benih yang mahal ditambah dengan
sarana produksi pertanian lainnya (pupuk, pestisida, dlsb) yang juga
mahal membuat petani dari waktu ke waktu terjebak dalam hutang yang
semakin membesar dan akhirnya bunuh diri.
Satu perusahaan benih raksasa dunia saja bisa menguasai sampai 95 %
dari benih tanaman tertentu yang dibutuhkan oleh negeri itu, jadi bisa
dibayangkan dampaknya pada ketergantungan benih yang mahal untuk
industri pertanian.
Barangkali ini scenario a la Henry Kissinger yang ketika menjadi
menteri luar negeri Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1970-an,
saat itu dia membuat membuat pernyataan “If you control the oil, you
control the country; if you control food, you control the population”.
Setelah minyak kini terbukti dikendalikan oleh segelintir pihak –
yang juga terbukti mengendalikan negara, sejumlah pihak rupanya sedang
ancang-ancang untuk mengendalikan pangan dunia. Petani-petani yang bunuh
diri di India tersebut hanyalah contoh-contoh korban yang sudah
terjadi, karena beberapa pihak sedang meng-exercise keahliannya untuk
menguasai sumber-sumber pangan dunia.
Siapa-siapa mereka ini ? Orang selama ini terkagum-kagum dengan
yayasannya Bill and Melinda Gates yang anggaran belanjanya saja
mendekati anggaran belanja badan dunia sekelas WHO ! tetapi untuk apa
ini ? Menurut salah satu laporannya Centre for Research and
Globalization (CRG) Canada, Sebagian kecil memang dana tersebut untuk
program-program kemanusiaan – agar foundation tersebut mendapatkan
keistimewaan pajak.
Tetapi yang sangat besar dari anggaran yayasan orang paling kaya di
dunia ini adalah untuk program-program yang memiliki agenda khusus.
Salah satunya yang sangat besar adalah untuk membiayai gudang benih hari
kiamat atau mereka sebut Doomsday Seed Fault di laut Barents tersebut
di atas.
Di suatu tempat yang nyaris tidak berpenghuni – di Swalbard – sebuah
gudang super aman dibangun. Gudang ini dirancang untuk tahan terhadap
guncangan nuklir sekalipun, dan bisa dioperasikan secara otomatis tanpa
perlu operator manusia di sana.
Apa isinya ? ya itu tadi jutaan benih dari seluruh dunia yang menurut
mereka sudah di’mulia’kan dengan genetic technology – padahal siapa
yang lebih mulia ciptaannya selain dari Allah Sang Pencipta sendiri ?
Mungkin kalau hanya Bill Gates dan istrinya yang membangun gudang
tersebut, orang masih bisa berprasangka baik bahwa karena dia orang
super kaya – maka dia ingin dan bisa berbuat banyak untuk kemanusiaan.
Baru menjadi mencurigakan karena ternyata Gates tidak sendirian,
disampingnya ada Rockefeller Foundation dan berbaris dibelakangnya
hampir seluruh nama-nama besar dunia di bidang GMO –
Genetically-Modified Organism, yaitu para penguasa benih dunia yang
antara lain membuat para petani India bunuh diri di atas.
Jadi di dekat kutub utara yang sangat dingin, ditempat yang nyaris
tidak dijamah oleh manusia – sedang dibangun upaya untuk menguasai
pangan dunia. Suatu upaya untuk mengimplementasikan ucapan Henry
Kissingers “If you control food, you control population”.
Menjadi lebih menarik lagi, bila kita gali siapa-siapa di belakang
foundations dan corporations yang sedang membangun ‘bukit roti’ ini
dengan hadits shahih berikut : “ Tidak ada orang yang lebih banyak
bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘ Alaihi Wasallam tentang Dajjal
daripadaku, dan beliau bersabda kepadaku : “Hai anakku ! engkau tidak
usah terlalu risau memikirkannya. Dia tidak akan mencelakakanmu ! “
Kataku : “Orang-orang menganggap bahwa Dajjal itu mempunyai sungai
mengalir dan bukit roti”. Beliau bersabda : “ Itu sangat mudah bagi
Allah Ta’ala untuk menciptakannya”. (Shahih Muslim no 4005 dan Shahih
Bukhari no 6589 dengan teks yang sedikit berbeda).
Maka agar populasi kita tidak dikendalikan oleh ‘pasukan Dajjal’ yang
sedang membangun ‘bukit rotinya’ sambil mulai berupaya mengendalikan
pangan dunia – seperti yang sudah terjadi di India, maka sungguh umat
ini perlu benar-benar beriman dan beramal shaleh (QS 18:2) agar bisa
benar-benar keluar dari ‘fitnah Dajjal’ baik Dajjal kecil maupun yang
besar nantinya.
Dalam kaitan dengan ‘bukit roti’ yang sedang dibangun ‘Dajjal’, amal
shaleh yang kita butuhkan antara lain ya menguasai seluk-beluk pangan
kita dari hulu sampai hilirnya.
Dari hulunya adalah usaha untuk menghasilkan benih atau bibit-bibit
makanan kita sendiri, mengelola lahan-lahan pertanian/perkebunan kita
sendiri – sampai di hilirnya adalah menguasai menu-menu makanan di meja
makan kita yang tidak boleh dikendalikan oleh scenario ‘roti Dajjal’.
Mengapa demikian ?, karena kalau hanya di hulu kita kuasa – tetapi
menu di meja makan masih menu mereka – maka mau tidak mau kita akan
tergantung pada sumber bahan baku dari mereka.
Demikian pula sebaliknya, bila hanya di menu saja kita dandani sesuai
tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah sementara di hulu produksi bahan bakunya
tidak kita kuasai – maka kita juga akan tergantung pada bahan baku dari
‘bukit roti’ mereka.
Barangkali inipula salah satu hikmahnya kita disunahkan untuk
menghafal 10 ayat pertama dari surat Al-Kahfi untuk bisa menghidari
fitnah Dajjal. Karena didalamnya antara lain ada ayat yang memerintahkan
kita untuk beriman dan beramal shaleh tersebut di atas.
Maka inilah salah satu amal shaleh yang kini menjadi fardhu kifayah –
bagi umat ini, yaitu membangun kemandirian pangan kita sendiri. Bukan
hanya untuk bangsa, tetapi lebih luas dari itu yaitu untuk umat.
Sebagian dari petani-petani yang tercekik kehidupannya di India sana
juga bagian dari umat ini, dan mereka menjadi cermin bagi kita – akan
seperti itulah kita bila kita tidak beramal shaleh mulai dari kita di
sini di jaman ini. InsyaAllah
Ayo Mandiri benih
Melihat cerita di atas, bila petani di negara kita tidak waspada,
maka bukan tidak mungkin kehidupan pilu petani di India akan terjadi di
negeri ini. Nauzubillah !!!
Sebabnya, petani-petani di india sangat tergantung pada benih,
pupuk-pupuk kimia, pestisida, dll. Dan juga peran pemerintahnya yang mau
saja diarahkan oleh para cukung benih dari negara lain yang berkedok
teknologi.
Sekarang saja, sudah banyak petani di negara ini yang mencoba
mengikuti langkah petani India tsb. Mereka sangat tergantung pada
pupuk-pupuk kimia dan pestisida kimia. Hanya saja, sebagian besar petani
di negara ini tidak tergantung pada benih hibrida yang mahal tsb. Benih
yang hanya bisa sekali pakai,,,
Sudah saatnya, sebagai petani kita kurangi hal-hal yang bisa membahayakan petani bangsa ini.
Oleh sebab itu, marilah kita rapatkan barisan agar petani kita tidak
mudah memakai benih-benih dari luar sana. Apalagi benih-benih yang
merupakan makanan pokok bangsa ini. Sudah saatnya kita mulai mandiri
dalam benih, mandiri dalam pupuk, mandiri dalam pestisida -alami- , dll.
Minggu, 16 Februari 2014
Langganan:
Postingan (Atom)